Desclaimer: J.K Rowling
Pair:
DracoXHarry
Genre :
Romance
Warning:
OOC (Out Of Character ), OC (Original Character), typo(s), EYD tidak sempurna,
Gender Switch, Harry female, Voldemort dan Nagini mati.
APABILA ADA YANG MEMPERMASALAHKAN APA YANG TELAH DITULIS
DI ATAS MAKA AKAN SAYA ABAIAKAN….^-^
“IF YOU DON’T LIKE , DON’T READ , DON’T ANY BASHING, DON’T PLAGIARIZED, NO FLAME!”
Author:
Astia Aoi
Title:
Jodoh
dan Takdir!
Summary: Apa
yang terjadi? Kenapa bisa seperti ini?/Drarry/ Gender Switch, Harry female/
maaf summary jelek.
Oh iya saya
author baru di fandom ini…^^ salam kenal….
-.-.-.-.-.-.-.-.-0o0-.-.-.-.-.-.-.-.-
1. Hajimeru (Prolog)
Angin berhembus membawa
beberapa helai daun yang telah jatuh dari tempatnya, burung berkicau kembali
setelah sekian lamanya. Satu tahun berlalu semenjak Voldemort mati di tangan
pasangan Lily dan James Potter, meninggalkan putra semata wayang mereka yang
kini telah menjadi anak angkat sah dari seorang potion master sekaligus sahabat
Lily, Severus Snape.
@Spiner’s End
“Daddy!” panggil
seorang bocah berumur 1, 5 tahun.
“Hn, ada apa Harry?”
“Hihihi…. Daddy….
“bocah yang dipanggil Harry itu segera berlari tertatih menuju ayahnya, Severus
Snape.
“Hei, jangan berlari!”
Severus segera mendekati dan menggendong Harry disambut tawa
khas bayi berumur 1,5 tahun.
Harry memeluk leher
Severus dan menyandarkan kepalanya di pundak Severus, sedangkan yang
bersangkutan hanya mendengus pelan dengan tingkah anaknya itu.
“Kau lapar Harry?”
Harry menggelengkan
kepalanya, lalu dia segera menatap ayahnya dan mencubit kedua pipi ayahnya
menggunakan kedua tangan mungilnya, disusul tawa bahagia Harry.
“Kau itu, sifat jahil
James ternyata menurun padamu heh,” ucap Severus sambil menaiki tangga menuju
kamar Harry disebelah kamarnya.
“Daddy…. Main,” ucap
Harry.
“Tidak, ini sudah
malam. Waktunya untuk anak kecil tidur, jika tidak kau akan diculik oleh
makhluk jahat,” tolak Severus. Dengan tangannya yang bebas dia membuka pintu
kamar tersebut.
Setelah mereka masuk, Severus membaringkan anak laki-laki yang memiliki
mata Hijau seperti ibunya dan rambut hitam seperti ayahnya di kasur berwarna
putih bersih.
“Tidurlah, Harry,” ucap Severus sambil merapalkan mantra penghangat di
dalam kamar itu.
Severus menemani Harry sampai anak itu tertidur pulas, setelah yakin
Harry tertidur Severus keluar kamar dan menutup pintu kamar itu. Severus masuk
kedalam kamarnya yang ada di sebelah kamar Harry, dia duduk di sofa hitam dekat
jendela. Dia memandang kosong pemandangan luar jendela, dia mengenang masa
ketika Lily sahabat-wanita yang selalu dicintainya-meminta ia untuk menjaga dan
membesarkan anak laki-lakinya-Harry-juga mengadopsinya. Meskipun ada Sirius
yang notabennya adalah ayah baptis anaknya itu.
*FlashBack
Satu hari sebelum Voldemort menyerang kediaman Potter….
“Sev, aku memiliki sebuah permintaan yang sangat penting dan aku ingin
kamu menerimanya.” Pinta Lily.
“Itu juga permintaanku padamu.” Tambah James.
Severus mengerutkan keningnya, menatap sahabatnya juga temannya, “apa
itu? Aku akan berusaha melakukannya.”
“Kami ingin kamu mengangkat Harry menjadi anakmu yang sah, menjaganya,
dan merawatnya sampai dia dewasa,” ucap Lily.
“Kemungkinan besar kami tidak akan selamat, karena itulah kami ingin kau
menjaga dan membesarkan anak kami sebagai anakmu bukan wali,” tambah James.
“Tapi, bukankah masih ada Sirius sebagai ayah baptisnya?” tanya Severus.
“Apa kamu lupa, dia menghilang dan sampai sekarang belum ditemukan,
Severus,” jawab James lirih.
“Maaf, aku melupakan hal itu…. Baiklah aku setuju, aku akan menjaga dan
membesarkannya.”
*FlashBack Off
Kini sudah satu tahun Harry bersamanya. Severus menghela napas pelan,
dia sangat menyayangi Harry. Bahkan karena Harry lah dia berani mengambil cuti
dari pekerjaannya sebagai guru ramuan di Hogwarts selama satu tahun ini, dia tidak
mau meninggalkan Harry sedikitpun, dan untunglah Dumbledore mengerti.
Setelah beberapa menit termenung, Severus beranjak dari sofa tersebut
menuju kasurnya, dan tertidur.
-o0o-
-o0o-
Ke esokannya Severus sudah melakukan rutinitas hariannya, di dalam lab
membuat ramuan-ramuan untuk hospital wing. Pada saat itu ada dua suara yang
tidak asing dari arah perapian, Severus segera membereskan barang-barang yang
dari tadi ia pakai dan segera menuju ruang tengah. Disana dia melihat pria
berambut pirang panjang dan wanita yang cantik dengan seorang anak laki-laki
digendongannya. Mereka adalah keluarga Malfoy.
“Selamat pagi Sev, maaf kami mengganggu pagimu,” Sapa Lucius Malfoy
teman Severus.
“Well, sudah terlanjur. Mana mungkin aku mengusir kalian eh,” Jawab Severus.
“Hahaha…. Tidak berubah meski kita baru bertemu sekarang setelah satu
tahun lamanya. Ah iya ini Draco, putra kami sekaligus putra baptismu Sev,” ucap
Narcissa Malfoy istri Lucius Malfoy mengenalkan anak mereka yang wajah dan
rambutnya persis ayahnya.
“Hmm…. Dia seumuran dengan Harry kan?” tanya Severus.
“Ah iya, hanya berbeda bulannya saja. Oh iya Harry mana Sev?” tanya
Narcissa balik.
Pada saat yang sama terdengar suara tangisan dari kamar Harry, Severus
langsung berjalan menyusuri tangga ke lantai dua-tepatnya kamar Harry-begitu
sampai dia langsung menggendong anaknya itu.
“Shh…. Tenanglah, Daddy ada disini Harry.”
“Uuungg…. Hiks…. Takuutt…. Hally
takut Daddy….” Harry sedikit terisak lalu dia memeluk leher
Severus-kebiasaannya-.
“Hn…. Sudahlah, jangan menangis lagi. Dibawah ada teman daddy dan juga
anaknya. Jadi jangan menangis lagi.”
“Uungg…. Meleka olang baik atau
olang jaat daddy?” tanya Harry masih tetap memeluk leher Severus.
“Tenang saja mereka orang baik,” jawab Severus sambil menggendong Harry
dan keluar dari kamar menuju ruang tengah.
“Wah, Harry dia baru bangun. Sev, bolehkah aku menggendongnya?” tanya
Narcissa mendekati Severus, sedangkan Draco kini sedang duduk diam di sofa
panjang yang ada di ruang tengah tersebut.
“Harry, perkenalkan dia Aunt ‘Cissi, teman daddy.”
“Hai, Harry. Sini aunt gendong.”
Harry memandang wajah Narcissa dengan mata hijaunya lalu memandang
Severus meminta persetujuan. Setelah Severus mengangguk dia berpindah ke
pangkuan Narcissa yang kini duduk disamping Draco.
“Harry, yang di sebelah aunt namanya Draco. Sayang kenalkan dirimu,”
pinta Narcissa.
Draco mendekati Harry,”hai, namaku Dyaco Malfoy.”
“Calam kenal, namaku Hally Pottel Cnape.”
Draco merasa gemas melihat wajah imut nan manis Harry, dia mendekati Harry.
Setelah di dekat Harry secara tiba-tiba dia menangkup wajah Harry dengan kedua
tangannya lalu mencium bibirnya sekilas. Perbuatan Draco membuat semua yang ada
di ruangan itu terkejut dan mematung, sedangkan Harry sendiri tersenyum dengan
warna merah di kedua pipi tembemnya Draco hanya menatap wajah Harry dengan
wajah stoic miliknya.
“Huwaaaa…. Draco, apa yang kau lakukan?” tanya Narcissa orang pertama yang
sadar dari keterkejutannya.
“Menciumnya…. Abisnya Dyaco gemes ama Hally Mummy,” jawab Draco
polosnya.
“Ehem…. Lalu dari mana kamu belajar itu Son?” tanya Lucius yang kini kembali memasang wajah datarnya.
“Aku belajal dali daddy dan mummy. Aku seling melihat kalian,” jawab
Draco-lagi-lagi-dengan polosnya.
Kedua Malfoy senior itu terdiam entah apa yang harus mereka katakan.
“Huft.. Karena itu, jangan melakukan hal seperti ‘itu’ di depan
anak-anak Narcissa, Lucius. Draco, lain kali jangan melakukan seperti itu
sebelum umurmu dewasa mengerti?” kata Severus yang kini kembali menggendong
Harry seakan takut anaknya itu akan dimakan oleh Draco.
-o0o-
SKIP TIME
5 tahun berlalu setelah itu kini Harry berusia 5 tahun dan menjadi anak
yang ceria dan sangat aktif. Di ruang tengah Spiner end…
“Daddy kapan aku bisa masuk Hogwats?” tanya Harry yang sedang bermain di
karpet depan perapian.
“Nanti setelah umurmu 11 tahun,” jawab Severus
“Masih lama Daddy…. Daddy kapan kembali kesana?”
“Awal September Daddy akan kembali mengajar di Hogwarts, selama Daddy di
sana kamu tinggal di Manor bersama Narcissa dan Draco.”
Harry menatap ayahnya dengan wajah yang berseri,”Benalkah daddy?
Asiikk…. Belalti aku ada teman belmain,”ucap Harry yang masih cadel.
“Hn, sekarang jadi ke Diagon Alley’s?”
“Hmmm…. Ke Honeydukes juga daddy.”
“Baiklah, cepat pakai jaketmu,” perintah Severus, Harry segera berlari
ke kamar setelah itu kembali mendekat ke Severus dengan dirinya yang sudah
memakai jaket dan syal.
“Harry kali ini kamu berjalan
sendiri.”
“Uh, baiklah daddy.”
Setelah itu mereka segera pergi melalu jaringan Floo menuju tempat yang
mereka tuju. Di Diagon Alley’s Harry membeli cukup banyak buku, baik buku
bacaan ataupun buku pelajaran untuk anak kecil.
“Daddy, aku ingin semuanya,” mohon Harry dengan penuh harap.
“Banyak sekali? Apa kamu benar-benar akan membaca semuanya?”
“Mau daddy…. Please daddy,” jawab Harry dengan jurus mautnya.
“Hn, baiklah. Ayo ke kasir.”
Setelah urusan mereka selesai, mereka segera menuju Honeydukes. Di
Honeydukes Harry membeli bermacam-macam permen dan coklat, membuat Severus
menggeleng-gelengkan kepalanya tetapi tidak bisa menolak ketika dia menatap
mata hijaunya. Setelah keluar dari tempat itu dan kini sudah berada di dekat
Three Broomsticks Severus teringat kalau barangnya ada yang tertinggal di toko
tadi.
“Harry, daddy kembali ke Honeydukes dulu. Kamu ke Three Broomsticks
terlebih dahulu, jangan kemana-mana lagi mengerti!” perintah Severus .
“Baik daddy.”
Setelah yakin Harry menuju tempat yang disuruhnya dia segera berbalik
menuju Honeydukes. Sementara itu Harry berlari kecil menuju tempat yang
ditujunya, pada saat itu ada seorang pria yang memakai jubah serba hitam dari
ujung kepala hingga kaki memanggilnya dengan polosnya Harry mendekati pria
tersebut.
“Hai, kamu Harry Potter kan?”
“Iya, ada apa paman memanggilku?”
“Paman memiliki jus yang sangat enak dan sangat disukai oleh anak-anak,
mau?” orang misterius tersebut memperlihatkan botol yang ukurannya sedang dan
berisikan cairan berwarna orange seperti jus jeruk.
“Apakah itu tidak belacun? Telus manis tidak paman?” tanya Harry polos.
“Tenang saja, ini manis dan tidak beracun.”
Setelah mendengar itu Harry menerima botolnya dan menghabiskan semua isi
botol itu. Tetapi tidak lama setelah itu Harry pingsan dan terjatuh. Pria itu
tersenyum senang dan mendekati Harry tetapi berhenti karena Severus sudah ada
di sana dan merapalkan mantra padanya.
“Apa yang kau lakukan?” tanya Severus yang kini sudah menggendong Harry
dengan satu tangan sementara tangan yang lainnya mengacungkan tongkatnya kearah
pria misterius dihadapannya.
“Hahahahaha…. Tenanglah Snape, aku hanya memberikan minuman yang kubuat
dengan sepenuh hati.”
“Berani-beraninya kau…” geram Severus.
“Tentu saja berani…. Aku hanya memberikan ‘sedikit’ hukuman pada bocah
itu! Kutukan yang cukup menyenangkan!” ucap pria itu dengan seringai di
wajahnya.
“Kutukan? Apa itu? JAWAB!” kata Severus mulai emosi.
“Well, tenanglah tuan Snape yang terhormat, kutukan yang tidak membuat
bocah itu mati kok. Hanya saja kutukan itu adalah kutukan yang membuat…. Apa
ya? Ah terserah. Suatu saat nanti ketika Potter Junior itu berumur…. Hmmm….
Kira-kira sekitar 12 atau 13 tahun akan terjadi perubahan yang sangat besar
pada tubuh dan seluruh hidupnya. Hanya itu saja tuan Snape yang terhormat.
Well, sampai jumpa, dadah bye bye….” Setelah itu pria misterius tadi menghilang
tanpa jejak.
TO BE CONTINUED
OK. Akhirnya beres juga ff Drarry ini.
Aku pertama kali membuat ff
Drarry, oleh karena itu aku minta maaf apabila ada yang salah, aku menerima
saran dan masukan tapi kalau FLAME maaf aku tidak terima.
R.E.V.I.E.W PLEASE…..
0 komentar:
Posting Komentar