Desclaimer: J.K Rowling
Pair:
DracoXHarry
Genre :
Romance
Warning:
OOC (Out Of Character ), OC (Original Character), typo(s), EYD tidak sempurna,
Gender Switch, Harry female, Voldemort dan Nagini mati.
APABILA ADA YANG MEMPERMASALAHKAN APA YANG TELAH DITULIS
DI ATAS MAKA AKAN SAYA ABAIAKAN….^-^
“IF YOU DON’T LIKE , DON’T READ , DON’T ANY BASHING, DON’T PLAGIARIZED, NO FLAME!”
Author:
Astia Aoi
Title:
Jodoh
dan Takdir!
Summary: Apa
yang terjadi? Kenapa bisa seperti ini?/Drarry/ Gender Switch, Harry female/
maaf summary jelek.
-.-.-.-.-.-.-.-.-0o0-.-.-.-.-.-.-.-.-
2. Masa Indah
@Spinner’s End, kamar Harry.
Tubuh mungil Harry terbaring diatas kasur, mata hijaunya tertutup rapat
tanpa celah sedikitpun, sudah kurang lebih 3 jam Harry belum sadarkan diri.
Sementara Severus terduduk lemas sambil menatap wajah polos Harry. Dia merasa
kesal pada dirinya sendiri dengan apa yang telah terjadi pada anak laki-lakinya
itu. Dia mengepalkan tangannya sekeras mungkin. Beberapa menit kemudian Harry
membuka matanya.
“Daddy…. daddy…. daddy dimana?”
Severus segera bangkit dari sofa, mendekati Harry dan duduk di samping
kasur, “Yes, Son. Ada apa?”
“Apa yang teljadi daddy? Kenapa kepalaku pusing?”
“Kau meminum minuman ‘aneh’ dari orang yang ‘sama sekali tidak kamu
kenal’. Apa kamu tidak pernah mengingat apa yang selalu daddy katakan?”
“Maaf daddy, Hally melupakan apa yang pelnah daddy katakan itu,” ucap
Harry dengan penuh rasa penyesalan.
“Sebentar lagi waktunya makan siang, daddy tunggu dibawah,” kata Severus
sambil berdiri.
Harry memandang punggung ayahnya yang kini keluar dari kamar, dia
benar-benar sangat menyesal. Setelah beberapa menit terdiam dia segera turun
dari kasur, membereskan kasurnya lalu berlari ke lantai bawah untuk menemui
ayahnya. Setelah sampai diruang tengah-tempat Severus berdiri menunggu
Harry-anak itu segera memeluk kaki ayahnya.
“Daddy…. Jangan malah sama Hally ya. Hally ga mau daddy malah,”rajuk
Harry.
Severus melepaskan pelukan Harry kemudian berjongkok di hadapan Harry,
“Daddy tidak marah padamu son. Hanya
saja daddy tidak habis pikir kau melakukan hal seceroboh itu.”
“Ung…. Hally janji ga akan melakukannya lagi,” ucap Harry
sungguh-sungguh.
“Daddy pegang janjimu son.
Sekarang kamu mau makan apa?”
“Ung…. Es klim daddy,” jawab Harry sumringah.
“Ice cream bukan menu makan
siang yang baik. Omellete saja.”
“Baiklah daddy, omellete keju
ya daddy,” pinta Harry semangat.
“Terserah, kamu tunggu di sofa sementara daddy membuatnya.”
Harry mengangguk dan segera duduk manis di sofa sesuai intruksi ayahnya.
Sementara itu Severus dengan sigapnya membuatkan menu masakan favorite anaknya
itu, semenjak dia mengasuh Harry dia mulai belajar memasak dari Narcissa Malfoy-meski
dengan terpaksa-dan juga dari buku-buku yang dia beli. Kembali ke ruang tengah,
Harry yang mulai bosan turun dari sofa dan berjalan menuju dapur.
“Daddy~” panggil Harry dari pintu dapur.
Severus yang masih sibuk memasak hanya menatap wajah anaknya itu.
“Ada apa Harry? Daddy masih memasak, kembalilah duduk di sofa.”
“Tapi daddy~ Hally bosan. Apakah Hally boleh membantu?”
Severus berhenti sejenak lalu mensejajarkan dirinya dengan Harry,” son, bersabarlah. Sebentar lagi daddy
selesai. Sekarang kembalilah ke ruang tengah dan duduk manis di sofa,
mengerti.”
“Ung…. Baiklah daddy. Maaf Hally ganggu,” setelah berkata seperti itu
Harry kembali duduk di sofa dan Severus melanjutkan kegiatannya tadi. Tidak
lama setelah itu Severus membawakan nampan berisikan makan siang mereka ke
ruang tengah dan memulai ritual (?) makan siang mereka. Setelah selesai makan
siang Severus menyimpan semua sisa makan mereka di tempat cuci piring dan
membiarkan peri rumah membersihkannya.
“Daddy, nanti malam kita jadi kan ke lumah dlaco?” tanya Harry sambil
memegang tangan ayahnya.
“Tentu, lagi pula daddy ada urusan dengan Lucius,” jawab Severus sambil
mengusap lembut kepala Harry.
Harry hanya tersenyum senang lalu dia turun dari sofa dan berlari ke
kamarnya, beberapa saat kemudian dia membawa boneka serigala dan buku cerita
bergambar kesayangannya. Setelah itu Harry bermain sendiri sementara Severus
membaca buku ramuan yang belum selesai dia baca.
“Daddy~ “ panggil Harry yang kini sudah ada di depan Severus berusaha
naik ke pangkuan ayahnya.
Melihat itu Severus menyimpan bukunya dan menggendong Harry, lalu
mendudukan Harry dipangkuannya,” ada apa Harry?”
“Daddy, Hally mau beltanya boleh?” ucap Harry sambil menatap mata hitam
Severus.
“Boleh son, mau menanyakan
apa?”
“Tadi Hally baca buku, di buku itu dicelitakan kalau kelualga itu
teldili dali seolang daddy, Seolang mommy, dan seolang anak. Yang mau Hally
tanya, Mommy Hally mana?” tanya Harry dengan polosnya.
Severus yang mendengar itu tersentak, dia belum siap untuk mengatakan
yang sebenarnya. Dia takut Harry marah dan tidak mau menerimanya.
“Daddy~ kenapa diam?” rengek Harry.
“Huft, son. Bisakah kita tidak
membicarakan hal ini sekarang? Nanti jika kamu sudah berumur tujuh tahun, daddy
akan menceritakan semuanya.”
“Ung…. Baiklah daddy, ah iya daddy bental lagi Dlaco ulang tahun. Hally
ingin beli hadiah buat Dlaco, tapi apa yang bagus ya?” tanya Harry dengan wajah
serius.
Severus tersenyum melihat Harry yang tidak menanyakan masalah
tadi,”Apapun yang akan kamu belikan, Draco pasti menyukainya son.”
“Ukh Daddy tidak membantu,” Harry merengut kesal sambil mem-pout-kan bibir mungilnya.
Severus terkekeh pelan melihatnya,”Kalau begitu kenapa kau tidak
membelikan sesuatu yang berhubungan dengan arti namanya saja? Kau tahu kan
artinya?”
“Ah, IYA BENAL DADDY! Uhm, nama nya kan Dlaco…. Altinya kalau tidak
salah NAGA! Benal kan daddy?” tanya Harry bersemangat.
“Hahaha…. Iya Harry, benar,” jawab Severus yang disambut wajah ‘melongo’
Harry yang pertama kali melihat ayahnya tertawa semenjak dia kecil.
“Daddy teltawa…. Huwaaa…. Akhilnya Hally liat daddy ketawa….” Ucap Harry
senang.
“Baiklah sekarang kamu harus bersiap-siap untuk pergi ke Malfoy Manor,” perintah Severus sambil
menurunkan Harry.
“Baik daddy,” Harry segera berlari ke kamarnya dan memakai jaket Hijau miliknya.
-.-.-.-.-.-.-.-.-0o0-.-.-.-.-.-.-.-.-
Setelah beberapa menit berlalu mereka berdua tiba di Malfoy Manor. Setelah membersihkan sisa-sisa
debu yang menempel di tubuh mereka Severus menurunkan Harry dari gendongannya.
Narcissa yang pertama kali menyambut mereka berdua.
“Sev, kenapa lama sekali?” tanya Narcissa sambil memeluk Sahabat
suaminya.
“Ada sedikit masalah dan harus segera dibicarakan dengan Lucius,” jawab
Severus datar.
“Lucius ada di ruang kerjanya, ah hai Harry! Apa kabar son?” ucap Narcissa beralih ke Harry
sedangkan Severus segera menuju ruang kerja Lucius.
“Halo aunt ‘Cissy, aku baik-baik saja meski tadi Hally pingsan,” jawab
Harry polos.
“Kenapa? Apa yang terjadi? Apa kamu sakit Harry?” tanya Narcisa
khawatir.
Harry menggelengkan kepalanya,”Aku melakukan hal celoboh aunt ‘Cissy.”
“Hal ceroboh? Apa itu son?”
tanya Narcissa.
Sebelum Harry menjawab Draco mendekati Harry,”Harry! Huwaaa…. Akhirnya
kau datang juga.”
“Halo Dlaco, solly lama hehehe….” Sapa Harry disertai cengiran khas
miliknya.
“Ga apa-apa kok Harry, ayo Harry kita main. Mom, kita main di kamarku
ya, dadah,” ucap Draco sambil menarik tangan Harry menuju kamarnya.
Narcissa menggelengkan kepalanya. Sikap Draco memang selalu berubah un-Malfoy-ish jika sudah bersama sahabat
baiknya-Harry-.
*
#
*
Di ruang kerja Lucius,
“Jadi, apakah ada perubahan yang terjadi pada tubuh Harry, Sev?” tanya
Lucius.
“Sekarang tidak ada sama sekali, hanya saja aku Khawatir dengan
kesehatan dia di masa yang akan datang. Huft…. Ini semua keslahanku,” jawab
Severus menyesal meski wajahnya tidak berubah.
“Sudahlah, ini semua sudah terjadi mau bagaimana lagi.” Kata Lucius.
“Ya…. Tadi Harry menanyakan masalah ibunya, dan kujawab ketika dia
berumur tujuh tahun aku baru akan menjelskannya.” Ungkap Severus.
“Kenapa?” tanya Lucius singkat.
“Mungkin karena aku belum siap untuk itu.”
“Lalu kapan kau akan mulai mengajar?”
“Awal September nanti, dan aku menitipkan Harry padamu mate.”
Lucius hanya mengangguk lalu kembali membaca perkamen-perkamen yang
semenjak tadi terbengkalai.
*
#
*
Kamar Draco…
“Harry, nanti kau akan tinggal di sini kan selama uncle Sev mengajar?”
tanya Draco sambil bermain dengan snitch.
“Iya, Hally untuk sementala tinggal di manol dulu. Kenapa, Dlaco tidak
suka?” tanya Harry menatap wajah sahabat baiknya dengan perasaan yang was-was.
Draco belik menatap Harry,”Hahahaha…. Mana mungkin aku ga suka, malah
aku senang kamu bisa bersama denganku,” jawab Draco tersenyum.
Mendengar itu Harry hanya menunjukan cengiran khasnya. Melihat itu Draco
menyimpan mainannya dan mendekati Harry. Setelah mendekat Draco duduk di depan
Harry, Harry diam dan tidak bereaksi sama sekali.
“Harry, kamu sayang ama Draco ga?” tanya Draco lembut sambil menatap
mata Emerald Harry.
“Iya, Hally saaaanggaaattt…. Sayang Dlaco,” jawab Harry senang.
“Benarkah? Wah senangnya…. Kalau begitu Harry harus berjanji untuk tidak
meninggalkan Draco dan bersama Draco terus selamanya dalam suka maupun duka.”
Kata Draco sambil mengacungkan jari kelingkingnya.
“Hu’um, Hally janji akan ada di sisi Dlaco selamanya dalam suka maupun
duka. Dlaco juga yaa….” Jawab Harry semangat sambil mengaitkan jari
kelingkingnya.
“Hu’um,” gumam Draco sambil menggerakan jarinya yang bertaut. Setelah
itu Draco mencium bibir Harry sekilas sukses membuat Harry merona.
“Unh, Dlaco nakal~” ucap Harry yang masih merona, sedangkan kini tangannya
dipegang erat oleh Draco.
“Biarin, itu biar kamu tetep tepati janjimu,” kata Draco dengan seringai
diwajah tampannya.
Tanpa mereka sadari di balik pintu yang terbuka sedikit, dari tadi
Narcissa melihat semuanya. Dia tersenyum melihat adegan itu,’semoga tidak
terjadi hal yang sangat buruk kepada mereka berdua,’ batin Narcissa.
TO BE CONTINUED…..
Ok akhirnya chapter kedua selesaiiii….mohon maaf sebesar-besarnya atas
keterlambatan ff ini…. Banyak kendala juga sih…hehehe.
Semoga readers puas, dan bagi readers yang ga suka Harry jadi cewek saya
mohon maaf, dan karena sudah tertulis di Warning dengan Bold dan huruf kapital
saya tidak akan berkomentar banyak….
Akhir kata saya menunggu Review anda semua wahai Readers……^.^v
0 komentar:
Posting Komentar