Jumat, 19 September 2014

Jodoh dan Takdir! Chap 3

Desclaimer:  J.K Rowling
Pair: DracoXHarry
Genre : Romance
Warning: OOC (Out Of Character ), OC (Original Character), typo(s), EYD tidak sempurna,  Voldemort dan Nagini mati.
APABILA ADA YANG MEMPERMASALAHKAN APA YANG TELAH DITULIS DI ATAS MAKA AKAN SAYA ABAIAKAN….^-^
“IF YOU DON’T LIKE , DON’T READ , DON’T  ANY BASHING, DON’T PLAGIARIZED, NO FLAME!”
Author: Astia Aoi
Title: Jodoh dan Takdir!
Summary: Apa yang terjadi? Kenapa bisa seperti ini?/Drarry/ maaf summary jelek.
-.-.-.-.-.-.-.-.-0o0-.-.-.-.-.-.-.-.-

Efek!
Waktu begitu cepat berlalu, kini Harry sudah berumur sepuluh tahun, dan tiga hari lagi adalah ulang tahunnya yang ke-sebelas. Tandanya tahun ini dia akan masuk Hogwarts. Pagi ini Harry terbangun lebih pagi dari biasanya.
“Hnngg…. Hoaahheemm…. Ukh….” Erang Harry ketika dia terbangun dari tidurnya. Harry segera mengambil kaca matanya yang disimpan di meja kecil samping kasurnya lalu memakainya.
“Ah, baru jam setengah lima. Apa daddy sudah bangun? Well, aku mandi dulu deh.” Gumam Harry. Lalu dia segera mengambil baju, handuk serta perlengkapan mandinya menuju kamar mandi.
Tidak lama setelah dia mandi dia menuju ruang tengah, di sana dia melihat Severus sedang membaca koran Daily Prophet, Harry segera menghampirinya.
Morning,  dad. Hmm…. Ada berita apa hari ini?” tanya Harry sambil duduk di sofa samping sofa Severus.
Morning, Son. Hanya berita-berita biasa dan tidak penting, sekarang lebih baik kita sarapan,” jawab Severus sambil menyimpan korannya di meja.
Harry mengikutinya dari belakang dan duduk di kursi meja makan. Harry sangat senang karena sejak sebulan kemarin Severus kembali dari Hogwarts.
“Kau mau sarapan apa Harry?” tanya Severus sambil menatap mata hijau Harry.
“Ummm…. Omellete keju dad,” jawab Harry.
Severus tersenyum, “Kau itu, kenapa selalu makanan itu yang kau inginkan?”
“Habisnya Omellete keju dad enak,” jawab Harry sambil nyengir.
“Baiklah tunggu disini dengan tenang, ok,” ucap Severus sambil berjalan menuju dapur.
Harry menunggu sambil mengingat kembali masa-masa kecilnya, dia tersenyum kecil dan sedikit murung ketika dia mengingat fakta yang diceritakan ayahnya ketika dia berumur tujuh tahun.
*Flashback*
“Harry, son. Daddy ingin berbicara tentang hal yang sangat penting,” ucap Severus di suatu pagi yang cerah setelah Harry merayakan ulang tahunnya yang ke tujuh.
Harry duduk di sofa disebelah Severus, “Yes, dad. Apa itu?”
Severus menghela napas pelan lalu mengeluarkannya,”Begini, aku bukanlah orang tua kandungmu. Ibu dan ayahmu sudah meninggal ketika kau masih kecil, tapi sebelum mereka meninggal, mereka memintaku untuk mengadopsimu.”
Harry terdiam mendengar penjelasan Severus, dia menatap wajah ayahnya yang sangat dia sayangi itu,”Be-benarkah itu daddy? Kalau benar, kenapa mereka bisa meninggal?” tanya Harry.
“*Sight* Mereka dibunuh oleh seorang penyihir paling jahat pada saat itu, Voldemort. Ayah dan ibumu meninggal ketika mereka melindungimu, kau berhasil selamat dan hanya menyisakan luka yang ada di keningmu son. Ibumu adalah ci-sahabatku yang pertama, sedangkan ayahmu dia adalah…. Yah, dia adalah musuh daddy ketika di Hogwarts,” Severus menjelaskan semampunya.
Harry terdiam lagi, dia mencerna semua informasi yang baru di dapatnya. Setelah beberapa lama Harry menyunggingkan senyumnya,”Well, daddy…. Aku mengerti sekarang. Kenapa di rumah ini tidak ada sosok ibu.”
Severus tersenyum-sangat-tipis,”Apakah kau marah atau membenci daddy?”
“Huh? Kenapa harus begitu? Aku tidak marah apalagi membenci daddy! Aku sangat menyayangi daddy,” setelah mengucapkan itu Harry segera mendekati Severus dan memeluknya.
*Flashback Off*
“Harry, son. Sarapan sudah siap, kemarilah,” panggil Severus dari arah ruang makan.
Harry tersenyum lalu berjalan menuju ruang makan dan duduk di salah satu kursi.
“Daddy, anu…bolehkah aku bertanya sesuatu kepadamu?” tanya Harry ketika duduk dihadapan Severus.
“Tentu, apa yang ingin kau tanyakan?”
“Hmm, aku dengar dari aunt Cissy, kalau sebenarnya Mom adalah cinta pertama daddy. Benarkah itu?” tanya Harry dengan wajah polosnya.
Severus tersedak mendengar itu, “S-son, itu.... belum saatnya kamu tahu.”
“Hmm, baiklah,” Harry memilih mematuhi Severus.
-.-.-.-.-.-.-.-.-0o0-.-.-.-.-.-.-.-.-
Di Malfoy’s Manor, Draco mendekati Narcissa yang sedang asyik membaca buku resep.
“Mom, aku ingin ke rumah Harry…. Boleh ya?” pinta Draco sambil memegang tangan kanan Narcissa.
“Baiklah, sekalian kita ke Hogsmade ada yang mom mau beli,” jawab Narcissa sambil berdiri dan menyimpan buku di meja.
“Assiiik, aku siap-siap dulu mom.”
Beberapa menit kemudian Draco sudah siap dan mereka segera berangkat menuju rumah Harry.
-.-.-.-.-.-.-.-.-0o0-.-.-.-.-.-.-.-.-
Setelah sarapan Harry membaca buku tentang dewa dewi Yunani kuno sambil bersandar ke sofa, sementara Severus membaca buku ramuan di sofa tunggal dekat lemari. Mereka asyik dengan kegiatan masing-masing, sampai suara Harry memecahkan keheningan diantara mereka.
“Daddy, apakah para dewa dan dewi yang ada di buku ini nyata?”
Severus menutup bukunya yang sebelumnya dia beri tanda, “Menurut daddy mereka sama sekali tidak nyata son.”
“Hu’um, begitu ya. Thank’s dad,” kata Harry lalu kembali membaca bukunya.
Severus melihat jam dan berdiri, “Harry, dad mau menyelesaikan beberapa ramuan di laboratorium. Kau tunggu di sini dan jangan berbuat hal yang aneh-aneh.”
Harry menatap Severus dan tersenyum, “Baik dad.”
Setelah mendengar itu Severus segera menuju ke ruang bawah tanah dan membuat beberapa ramuan. Sementara Harry kembali asyik membaca bukunya.
Beberapa saat kemudian terdemgar suara dari arah perapian, Harry yang mendengarnya langsung melihat siapa yang datang.
“Hai aunt Cissy, Draco…. Apa kabar?” sapa Harry.
“Hai Harry, aunty baik-baik saja…. Draco memaksa aunty kemari, katanya dia ingin bermain denganmu,” jawab Narcissa.
“Mom, jangan katakan itu! Ish, halo Harry, uncle Sev mana?” tanya Draco mengalihkan pembicaraan.
“Daddy di labnya, sedang mengerjakan ramuan, ah duduklah dulu aunty, Draco. Aku buatkan minuman dulu,” kata Harry lalu pergi ke dapurnya.
-.-.-.-.-.-.-.-.-0o0-.-.-.-.-.-.-.-.-
Bangunan tua yang suram dan terlihat tak terawat di pinggir kota London, sekumpulan orang berpakaian serba hitam berkumpul.
“Jugson! Kau telah berhasil memberikan ramuan kepada Potter kecil itu kan?” tanya seorang pria-pemimpin kelompok itu-.
“Tentu, Sir! Hanya menunggu waktu, ramuan itu akan bereaksi,” jawab Jugson.
“Baguslah, dengan ini rencana kita dimulai, benarkan Bella,” ucap pria itu sambil menatap istrinya.
“Hahahaha…. Tentu saja Rodolphus. Rencana kita akan berhasil,” jawab wanita itu sambil menyeringai.
-.-.-.-.-.-.-.-.-0o0-.-.-.-.-.-.-.-.-
“Harry, hari ini kita main ke Hogsmade kan?” tanya Draco.
“Aku mau sih tapi daddy bilang hari ini aku di rumah aja,” jawab Harry.
“Kenapa? Tumben uncel Sev tidak mengijinkan,” tanya Draco.
“Son, uncle Sev mungkin punya rencana lain,” kata Narcissa.
“Huuh, bosan. Jadi, hanya aku dan mommy saja. Ya sudah, tapi lain kali kita pergi ke Hoghsmade bersama ya,” kata Draco.
Harry mengangguk dan melambaikan tangannya ke arah Draco dan Narcissa yang sudah pergi lewat floo. Setelah itu Harry kembali duduk di sofa dan membaca bukunya.
Beberapa saat kemudian Severus keluar dari labnya, “Son, dimana Narcissa dan Draco?”
Harry menutup bukunya dan melihat Severus, “Mereka baru saja pergi daddy. Ada apa?”
“Tidak, kau sudah mandi?” jawab sekaligus tanya Severus.
“Sudah daddy,” jawab Harry sambil turun dari sofa dan mendekati Severus.
“Kalau begitu ayo kita pergi ke Hogsmade. Kau mau membeli apa? Jangan bilang kau ingin membeli benda aneh di toko lelucon Zonko!” ajak Severus.
Harry tersenyum bahagia, “Ayo daddy, aku ingin beli permen dan coklat di Honeydukes.”
“Ck, kau itu permen dan coklat terus. Kalau sakit gigi jangan merengek pada daddy ok,” kata Severus sambil menyerahkan jaket pada Harry.
-.-.-.-.-.-.-.-.-0o0-.-.-.-.-.-.-.-.-
Kediaman Malfoy, Narcissa memasuki ruang kerja suaminya.
“Love, aku membawakan teh untukmu. Istirahat dulu, jangan bekerja terus.”
Lucius tersenyum kepada istri tercintanya itu, “Hmm, simpan saja di meja Love. Huft, aku hanya ingin segera mneyelesaikan pekerjaanku secepatnya. Ah, tadi kau dan Draco pergi ke tempat Severus sebelum ke Hogsmade kan?”
“Iya, kami berdua ke tempat Severus. Kenapa?”
Lucius mengambil gelas the lalu menghirupnya sebelum menjawab pertanyaan Narcissa, “Aku hanya ingin tahu bagaimana keadaan Harry.”
“Dia baik-baik saja, tidak ada perubahan yang signifikan.”
Lucius yang mendengar berita itu terdiam dan mengangguk pelan.
-.-.-.-.-.-.-.-.-0o0-.-.-.-.-.-.-.-.-
Malam hari di kediaman Sverus Snape, Harry dan Severus baru saja selesai makan malam. Kini mereka sedang membereskan meja makan dan mencuci piring mereka masing-masing.
“Daddy, aku ke kamar ya. Aku udah ngantuk,” kata Harry sambil menutup mulutnya yang mulai menguap.
“Baiklah, tidur yang nyenyak son, good night and sweet dream.”
Harry berlari kecil menuju kamarnya, setelah sampai dia segera menggosok gigi dan naik ke kasur untuk pergi ke alam mimpi.
Namun, belum sempat Harry tertidur pulas dia merasa sesuatu terjadi pada tubuhnya, “Ngghhh, kenapa tubuhku tiba-tiba panas….ukh, Daddyyy…Panas, kepalaku pusing….Daddyyy….!!”


TBC…

0 komentar:

Posting Komentar

 
;